Jumat, 19 Desember 2008

Bogor,riwayatmu kini




uffh.... sumpeg rasanya melihat kondisi kota Bogor sekarang ( 2008 )...berbeda jauh saat pertama kali aku datang ke kota Bogor tahun 1993 yang lalu, waktu pertama kali aku melaksanakan pendidikan kecabangan Zeni di Pusdikzi...kenanganku waktu itu...setiap bangun pagi melaksanakan binsik pagi...tipis - tipis kabut masih terasa,malas sekali terasa untuk bangun tidur, maunya sih keterusan mancal selimut sampai siang karena dinginnya..padahal normalnya kondisi barak kami yang dimuati 50 orang yang berjejer rapi bagai ikan dendeng harusnya menjadikan suasana menjadi panas atau bahkan sumuk...tapi tidak demikian halnya pada waktu itu...berrrrrrrrrgh.





Nah...kondisi Bogor yang sekarang nih..sangat langka kita jumpai lagi sang halimun....entah kenapa ya? efek global warming kali ya?...kalau mau ngelihat kabut di bogor yah..paling engga kita musti naik ke daerah Ciapus...atau ke Puncak sekalian dijamin kita masih dapatkan suasana sejuk yang kita impikan :)




Itu baru kondisi suhu di Bogor...bagaimana dengan intensitas datangnya hujan?...kayaknya akhir - akhir ini juga menampakkan kondisi yang berbeda dari beberapa tahun yang lalu, dimana hujan hampir kita dapati setiap hari di kota bogor...ada kebiasaan lucu dan menjengkelkan di saat aku pendidikan dulu...dimana antara sesudah Maghrib sampai waktu kira - kira jam 20.30 sudah pasti hujan turun dengan lebatnya ( yah kita pasti senang karena kebiasaan pula, jika turun hujan so...kegiatan lari malam pasti batal...lumayan kan..hemat energi )..tapi malangnya sebelum apel malam ( pas kegiatan lari malam antara jam 20.30 s.d 23.00) pasti deh,hujan dijamin berhenti, sehingga cita - cita dan impian untuk hemat energi tak pernah kesampaian.....ngga tau deh, anehnya intensitas keanehan tersebut hampir pasti setiap hari...mungkin maunya "sing mbaurekso" kali ya? :)...yah...itu dulu...saat intensitas curah hujan di Bogor masih normal sebagai kota hujan....Nah sekarang nih, kita bicara yang sekarang nih..Bogor rupanya udah mengenal musim kemarau, biasanya terjadi antara bulan Mei s.d Agustus, dijamin deh air hujan turun bagai puasa senin kemis, sampai stock air di asrama pun ikut senin kemis, alhasil tetangga yang kebagian rumah agak di dataran yang tinggi bakalan ngantri kerumah tetangga yang tinggal di wilayah rendah...alasanya air ngga ngalir...uff jengkelnya..




Yang ketiga mengenai perkembangan kota, tak dipungkiri perkembangan kota - kota sekitar Bogor ( Detabek) ikut mempengaruhi irama perkembangan kota bogor secara umum...intensitas kaum komuter, urbanisasi, pedagang kaki lima, perumahan kelas real estat samapi RSS, transportasi yang berkembang melampaui batas dan tidak diimbangi dengan penambahan sarana jalan dan pengaturan trayek yang memadai, belum lagi tumbuhnya pedagang kaki lima di pusat - pusat keramaianpun tak terkendali bagai jamur di musim hujan, sehingga menghilangkan estetika sebuah kota ideal dengan tata kota yang tertata.....jauhhh dari harapan itu ( bukankah rakyat lebih mementingkan isi perut dari pada sekedar keindahan ?...toh perut tidak akan kenyang dengan melihat bunga - bunga indah ditaman...hehehe )....tapi tolong dong...solusinya!! kota tetap ber estetika & rakyatpun tersenyum karena perut kenyang dan SPP anakpun terbayar :)...pusing deh.


Oh Bogorku...aku hanya bisa melihat, sejauh mana aku bisa berkontribusi?...yah sebisanya saja,dimulai dari hal - hal kecil kata Aa' Gym dimulai dari diri sendiri dan dilakukan mulai saat ini hehehe...buang sampah pada tempatnya, nyebrang jalan pada tempatnya, parkir kendaraan pada tempatnya, jual dagangan pada tempatnya, meludah dan pipis pada tempatnya :)..,dan menghilangkan sesuatu yang tidak pantas pada tempatnya..hehehe...

0 komentar:

Posting Komentar